BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Kamis, 11 Februari 2010

Peran E-Learning Bagi Mutu Pendidikan di Indonesia;tugas 1

Seiring perkembangan zaman yang semakin maju,terutama di dunia Ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya internet tidak asing lagi ditelinga kita. Jarak tempat dan waktu yang menjadi penghambat proses penyampaian informasi,tidak lagi menjadi faktor penghambat yang utama.

Penerapan teknologi khususnya teknologi informasi dan komunikasi dibidang pendidikan kini telah menjadi perhatian kita. Maraknya pemberitaan mengenai internet masuk sekolah dan manfaat serta keunggulannya memicu ide-ide kreatif dan motivasi untuk semakin meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia yang sudah jauh tertinggal dengan negara-negara lain.

Upaya penerapan teknologi khususnya teknologi informasi dan komunikasi dibidang pendidikan salah satunya ditandai dengan hadirnya situs belajar dan mengajar dengan menggunakan web dan internet yang sering kita sebut dengan e-learning.

Apa sebenarnya E-Learning itu??

E-Learning adalah pembelajaran jarak jauh (distance Learning) yang memanfaatkan teknologi komputer, jaringan komputer atau Internet.E-Learning memungkinkan pembelajar untuk belajar melalui komputer di tempat mereka masing-masing tanpa harus secara fisik pergi mengikuti pelajaran/perkuliahan di kelas. E-Learning sering pula dipahami sebagai suatu bentuk pembelajaran berbasis web yang bisa diakses dari internet di jaringan lokal . Sebenarnya materi e-Learning tidak harus didistribusikan secara on-line baik melalui jaringan lokal maupun internet, distribusi secara off-line menggunakan media CD/DVD pun termasuk pola e-Learning. Dalam hal ini aplikasi dan materi belajar dikembangkan sesuai kebutuhan dan didistribusikan melalui media CD/DVD, selanjutnya pembelajar dapat memanfatkan CD/DVD tersebut dan belajar di tempat di mana dia berada.

Manfaat E-Learning

Manfaat e-learning juga dapat dilihat dari 2 sudut pandang :

a. Manfaat bagi siswa

Dengan kegiatan e-Learning dimungkinkan berkembangnya fleksibilitas belajar yang tinggi. Artinya, kita dapat mengakses bahan-bahan

belajar setiap saat dan berulang-ulang. Selain itu kita juga dapat berkomunikasi dengan guru/dosen setiap saat, misalnya melalui chatting

dan email. Mengingat sumber belajar yang sudah dikemas secara elektronik dan tersedia untuk diakses melalui internet, maka kita dapat melakukan interaksi dengan sumber belajar ini kapan saja dan dari mana saja, juga tugas-tugas pekerjaan rumah dapat diserahkan kepada guru/dosen begitu selesai dikerjakan.

b. Manfaat bagi pengajar

Dengan adanya kegiatan e-Learning manfaat yang diperoleh guru/dosen antara lain adalah bahwa guru/dosen/ instruktur akan lebih

mudah melakukan pembaruan materi maupun model pengajaran sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang terjadi, juga dapat dengan efisien mengontrol kegiatan belajar siswanya.

Seberapa Besarkah Pengaruh E-Learning Bagi Pendidikan ?

Apabila dibandingkan pendidikan konvensional, dalam prosesnya e-learning sebagai media distance learning menciptakan paradigma baru, yakni peran guru yang lebih bersifat “fasilitator” dan siswa sebagai “peserta aktif” dalam proses belajar-mengajar. Karena itu, guru dituntut untuk menciptakan teknik mengajar yang baik, menyajikan bahan ajar yang menarik, sementara siswa dituntut untuk aktif berpartisipasi dalam proses belajar. Namun dalam banyak kenyataan, jarang sekali ditemui distance learning yang seluruh proses belajar-mengajarnya dilaksanakan dengan e-learning atau online learning. E-learning hanyalah sebagai media penunjang pendidikan dan bukan sebagai media pengganti pendidikan.

Untuk membangun e-learning di sekolah maka sekolah tersebut haruslah memiliki jaringan listrik dan telepon, memiliki ruangan, komputer yang dapat diakseskan dengan internet, serta dibutuhkan sumber daya pendidik yang mampu menjalankan komputer dan mengerti tentang teknologi informasi dan komunikasi. Dalam kenyataannya Indonesia dihadapkan pada beberapa kendala yang diantaranya; minimnya dana bagi sekolah yang miskin untuk pengadaan perangkat dan ruangan tersebut, bahkan dikenyataan lapangan disinyalir masih banyaknya sekolah-sekolah dengan kondisi yang memprihatinkan, kendala selanjutnya minimnya tenaga ahli sebagai sumber daya manusia, dan bahkan sungguh ironis sekali karena di Indonesia masih terdapatnya daerah terpencil yang belum tersentuh oleh jaringan listrik dan telepon.

faktor- faktor yang menjadi kendala bagi tercapainya fasilitas e-learning di lembaga pendidikan di Indonesia :

1. Faktor Dana, seperti ketidak sanggupan membeli perangkat-perangkat komputer dll.

2. Faktor SDM, seperti masih minimnya kemampuan manusia yang menguasai TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) dan khususnya pengetahuan membangun e-learning.

3. Faktor Lain, seperti keamanan Sekolah untuk menyediakan perangkat e-learning, sulitnya transportasi, lingkungan dll.

Kenyataan yang terjadi di dunia pendidikan di Indonesia.

Berdasarkan pengalaman,kebanyakan yang terlihat oleh saya yang menggunakan media pembelajaran E-Learning adalah mahasiswa.Walaupun mungkin secara fakta belum dapat saya buktikan, karena seperti kita ketahui kebanyakan pengguna usia sekolah menggunakan internet bukan hanya untuk mencari ilmu atau pendidikan, melainkan sebagian besar sebagai sarana hiburan, seperti facebook, friendster, chating, online games dll.Ini membuktikan bahwa masih kurangnya kesadaran siswa usia sekolah terhadap pendidikan.Dan hal ini lah yang sering terlihat oleh saya,ketika saya mengakses bahan untuk tugas dari internet.saya melihat banyak anak-anak yang memakai seragam sekolah yang duduk sambil membuka facebook,bermain game online.dan mereka sanggup berjam-jam duduk bermain tanpa mendapatkan apa yang seharusnya mereka dapatkan dari internet tersebut.Apabila hal ini telah menjadi kebiasaan,saya yakin hal ini dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar mereka dan akibat yang lebih berbahaya,hal tersebut akan menjadi hobi mereka.Dari hal yang saya lihat,saya berpendapat bahwa mereka belum dapat memanfaatkan media yang ada dengan sebaik mungkin,disamping itu juga kurangnya dukungan dari orangtua untuk memberikan motivasi kepada mereka serta bimbingan tentang manfaat teknologi bagi mereka.


Referensi:

Munir. 2008. Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Alfabeta:Bandung.
Santrock, John W. 2004. Psikologi Pendidikan, Edisi Kedua. Kencana : Jakarta.

Sugiman(09-047),10 februari 2010

0 komentar: